Sejak
awal, ilmu keperawatan telah terintegrasi dengan berbagai ragam disiplin ilmu
penyembuhan. Florence Nightingale mengakui bahwa sebelumnya manusia telah
terpisah dari lingkungannya, beliau mendesak perawat untuk mengambil bagian
dalam proses perbaikan oleh alam yaitu menempatkan alam untuk bertindak atas
pasien sehingga mencapai kondisi terbaik (Nightingale, 1859). Selama ini teori
keperawatan telah berpegang teguh pada aspek bio-psiko-sosial-spiritual. Fokus
keperawatan terletak pada totalitas respons kebutuhan dasar manusia terhadap
masalah kesehatan potensial atau aktual dengan sifat holistik kompleks (ANA,
2010).
Kenyataan
yang dihadapi oleh perawat di seluruh dunia selalu terlibat dalam promosi
kesehatan pribadi dan penyembuhan holistik, memanfaatkan prinsip-prinsip dasar dari
ilmu kesehatan, ilmu lingkungan, seni, dan sastra untuk membantu individu,
keluarga, dan masyarakat menemukan kenyamanan dan makna dalam hidup mereka.
Semua ini untuk meringankan penderitaan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.
Integrasi merupakan hal terpenting dalam keperawatan sebagai disiplin dan
praktek: itu menuntun pikiran, tindakan, dan hubungan kita.
Gambar 1. Holistic
Health Model
Keperawatan integratif merupakan
pengembangan dari keperawatan komplementer. Perawat integratif membentuk
hubungan dengan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk meningkatkan
kesehatan, penyembuhan dan kesejahteraan klien. Bersama-sama, mereka menilai
kondisi sistem untuk mengidentifikasi prioritas, mengintegrasikan kemungkinan
terapi dari berbagai disiplin ilmu dan tradisi (misalnya, seni, spiritual tradisi,
farmakologi, biologi dan ilmu fisiologis, arsitektur) untuk membuat dan
menerapkan intervensi.
Keperawatan integratif menjadi
struktur pilihan pengobatan yang unik, menggunakan bukti dari berbagai sumber
pengetahuan. Perawat juga bekerja untuk mengintegrasikan berbagai disiplin dan perspektif
dalam sistem kesehatan untuk membuat Pengalaman kesehatan terkoordinasi bagi
pasien kami. Perawat mengintegrasikan perspektif biomedis dari dokter, ahli
bedah, dan apoteker dengan kebutuhan sosial individu dan keluarga.
Perawat memanfaatkan
pelayanan sosial ketika mereka menyadari bahwa keluarga tidak dapat membayar
untuk perawatan dan obat-obatan yang direkomendasikan. Mereka mencari pemimpin
spiritual atau memberikan konseling saat perawatan tersebut tidak konsisten
dengan keyakinan kesehatan atau budaya orang tersebut.
Hubungan kepedulian perawat
dalam bentuk mengintegrasikan rekomendasi yang sering berbeda dari penyedia
dalam sistem kesehatan kita, membuat rencana yang berpusat pada klien,
memberikan perawatan yang terhormat, mendukung, dan menyembuhkan seluruh klien
yang unik. Sehubungan dengan itu, keperawatan integratif adalah cara meningkatkan
kemajuan kesehatan dan kesejahteraan orang, keluarga, dan masyarakat melalui
kepedulian/hubungan penyembuhan. Perawat integratif menggunakan bukti untuk
menginformasikan tradisional dan muncul intervensi yang mendukung seluruh orang
/ seluruh sistem penyembuhan.
Keperawatan integrative
berkaitan erat dengan sistem sains yang kompleks (Complex System Sciene), atau meta-teoritis perspektif kompleksitas.
Pemimpin keperawatan, terutama di administrasi dan posisi kepemimpinan
pendidikan, telah mengidentifikasi perspektif ini sebagai "pendekatan berpikir"
yaitu menggunakan cara pengobatan lampau sebagai bentuk penghormatan dan
menemukan cara baru sehingga menghasilkan metode terbaik untuk merawat orang dalam
sistem pelayanan kesehatan (Zimmerman, Lindberg, & Plesk, 2008).
Kompleksitas mendorong
praktek interprofesional, menawarkan beberapa suara dan pendekatan, dan
mendorong kita untuk menjadi inovatif, kontemplatif, dan interpretatif. Sistem ilmu
yang kompleks mengeksplorasi tentang bagian-bagian dari suatu sistem yang menimbulkan perilaku kolektif dan sistem interaksi
dengan lingkungannya "(Bar-Yam, 2004; http://necsi.org/guide/study.html;
terakhir diakses 31 Oktober 2011).
Sistem adaptif kompleks
(Complex Adaptif System) adalah
sistem yang terbuka pada pertukaran informasi dengan lingkungan di mana mereka ada.
Sistem ini saling tergantung dan mengatur dirinya sendiri, sesuai dengan
karakter sifat dan lingkungan perawat berada (Kauffman, 1993). Selain itu, CAS
menunjukkan pola evolusi nonlinear dan perubahan. Sebuah perubahan kecil dalam
satu aspek dari sistem dapat menghasilkan efek proporsional besar di arena
lokal dan global (Bar-Yam, 1997; Guastello,Koopmans, & Pincus, 2009). Perubahan
dalam CAS melibatkan pertukaran informasi yang kompleks sehingga waktu memegang
peranan yang sangat menonjol.
Peran konseptualisasi sangat
penting ketika harus memberikan intervensi atau perubahan stimulus dan
memprediksi cara maupun besarnya sistem respon (Bar-Yam, 2004; Erdi, 2008;
Guastello, Koopmans & Pincus, 2009; Miller & Page, 2007).
Koithan et al. (2012)
mengidentifikasi enam prinsip dasar CSS yang secara langsung berlaku untuk
disiplin keperawatan. Pendekatan perawatan yang mendukung potensi penyembuhan
bawaan individu, keluarga, atau komunitas. Selain itu, konsep dan
prinsip-prinsip CSS dan metodologi penelitian yang muncul selaras dengan ilmu
ini memberikan dasar meta-teoritis untuk ilmu pengetahuan, praktik, dan seni
disiplin keperawatan.
Teori tersebut:
1.
Manusia
adalah sistem utuh tak terpisahkan dari lingkungannya
Secara historis, teori keperawatan secara
konsisten menyatakan bahwa manusia harus dipahami dalam konteks lingkungan mereka. Saat ini, perawat berbagi
keyakinan bahwa kepedulian membutuhkan pertimbangan kebutuhan seseorang dalam seluruh situasi mereka (ANA, 2010). Martha Rogers pertama
kali mengajukan bahwa
medan energi manusia
dan lingkungan tidak
dapat dipisahkan dan
multidimensi (1970). Proses ini dinamakan homeodinamika, ia mengidentifikasi tiga
prinsip (resonansi, helisi, dan keutuhan) yang menjadi ciri manusia/bidang
lingkungan berubah dan tumbuh dari waktu ke waktu dan orang lain bisa mengenali
pola manifestasi. Prinsip kemajuan pemahaman sejarah keperawatan dari bidang
manusia-lingkungan dengan menerapkan prinsip sistem ilmu kompleks diperlukan untuk
ontologi holistik keperawatan. Sistem adaptif kompleks (CAS) merupakan entitas
mandiri yang terdiri jejaring hubungan hierarkis terorganisir.
2. Manusia
Memiliki Kapasitas Bawaan Untuk Kesehatan dan Kesejahteraan
Ini bukan ide
baru untuk keperawatan; akarnya dapat ditemukan di tulisan Nightingale, yang
mendorong perawat untuk "membantu proses reparatif yang telah dilembagakan oleh Alam "(1859/1946,
p.
6). Prinsip ini juga konsisten dengan perspektif Parse tentang kesehatan manusia.Menjadi sehat adalah proses yang berlangsung, proses intersubjektif manusia secara transenden dengan kemungkinan yang didasari keterkaitan manusia-alam(Parse, 1999). Perspektif serupa (2011) dari Watson bahwa kesehatan adalah kesimbangan jiwa, raga dan pikiran antara pribadi dan semesta alam. Menurut Kreitzer (2014) konsep kesehatan dan kesejahteraan didefinisikan sebagai keselarasan dari raga-jiwa-pikiran- yang mampu mendukung dan memaksimalkan seluruh potensi kapasitas sistem. Keperawatan integrative harus mampu melayani dari tingkat personal hingga komunitas kompleks.
6). Prinsip ini juga konsisten dengan perspektif Parse tentang kesehatan manusia.Menjadi sehat adalah proses yang berlangsung, proses intersubjektif manusia secara transenden dengan kemungkinan yang didasari keterkaitan manusia-alam(Parse, 1999). Perspektif serupa (2011) dari Watson bahwa kesehatan adalah kesimbangan jiwa, raga dan pikiran antara pribadi dan semesta alam. Menurut Kreitzer (2014) konsep kesehatan dan kesejahteraan didefinisikan sebagai keselarasan dari raga-jiwa-pikiran- yang mampu mendukung dan memaksimalkan seluruh potensi kapasitas sistem. Keperawatan integrative harus mampu melayani dari tingkat personal hingga komunitas kompleks.
3. Alam
Memiliki Kontribusi Untuk Penyembuhan dan Pemulihan Kesehatan dan Kesejahteraan
Jean Watson (2011) menyatakan bahwa
tujuan praktik keperawatan adalah untuk membantu orang memperoleh rasa dimaksudkan
yaitu makna keberadaan mereka melalui pengetahuan diri, penghargaan diri,
penyembuhan diri, dan perawatan diri. Alam sangat penting untuk penyembuhan
diri dan perawatan diri; ada "hal-hal yang manusia tidak bisa lalui tanpa
peran alam, setidaknya penderitaan mendalam seseorang berkurang ketika
berhadapan dengan alam. Salah satunya adalah “alam perasaan kita” (Watson,
1999,p. 41). Dia mengklaim bahwa, tanpa alam, manusia menjadi mesin. Menurut
Watson (1999), ketika penderitaan ini terjadi, merupakan kewajiban perawat
untuk membantu pasien melihat ke dalam misteri kehidupan manusia dan untuk
menemukan makna. Sering kali ini terjadi melalui kekuatan seni dan alam. Keindahan
seni dan alam menginspirasi manusia untuk melakukan tindakan sesuai tujuan yang
dimaksud. Mereka mampu menyatukan dirinya sesuai dengan kondisi alam. Watson
(2005) juga mencatat bahwa proses peduli penyembuhan tidak mungkin terjadi
tanpa budidaya sensitivitas pribadi dan pemahaman diri. Seni (lukisan, puisi, patung)
membantu mengakses perasaan dan kemanusiaan kita. Estetika keindahan alam di
sekitar kita membangkitkan indera dan menanamkan kemampuan mendengar secara otentik. Estetika seni dan alam menciptakan
kepekaan kami perawat untuk menyembuhkan.
4. Keperawatan
Integratif Berpusat Pada Klien dan Berdasarkan Relasi
Rosemarie Parse (1992) menyampaikan
perspektif teori yang berpusat pada klien serta relasi paling lengkap.
Metodologi ini bertujuan menggali pengalaman klien-perawat(1992, hal. 39). Beliau
mengusulkan bahwa praktek terjadi dalam tiga dimensi (illuminating meaning, synchronizing rhythms, and mobilizing
transcendence) yang didukung oleh tiga proses yang berbeda (memberi
penjelasan, tinggal dengan permasalahan, dan bergerak di luar). Beliau
membayangkan bahwa dasar hubungan keperawatan adalah kehadiran sejati dan penuh
perhatian, mendengarkan, menciptakan cara-cara baru untuk memajukan kualitas
perawatan. Perawat harus bergerak sesuai arus artinya berani berperan secara
kolaboratif bahkan mempunyai kemampuan memimpin tim dari berbagai bidang.
5.Praktik
Keperawatan Integratif Disertai Bukti dan Penggunaan Lengkap Berbagai Terapi
Modalitas untuk Dukungan/Menambah Proses Penyembuhan, Bergerak Intensif/Invasif
bahkan Lebih, Tergantung Kebutuhan dan Konteks
Tujuan dari
praktek keperawatan adalah untuk mendukung kapasitas penyembuhan
bawaan dan pertumbuhan
individu, keluarga, atau komunitas. Intervensi difokuskan pada seluruh orang/seluruh sistem, yang mengakui bahwa
perubahan dalam sistem adaptif kompleks terjadi
baik lokal maupun global, tergantung pada kondisi sistem (yaitu, kesiapan dan sensitivitas) pada saat intervensi (Bell & Koithan, 2006;. Koithan et al, 2012).
Oleh karena itu, perawat integratif yang terlibat dalam intervensi
mengharapkan bahwa penerima perawatan akan merespon unik dan
mungkin dengan cara tak terduga. Sebuah massage, sementara dimaksudkan meningkatkan kondisi fisik, mungkin juga melepaskan emosi terpendam. Membersihkan luka bukan hanya memfasilitasi penyembuhan kulit tetapi juga dapat berkomunikasi dengan rasa hormat, yang memberikan kontribusi pemahaman diri dan penerimaan tubuh berubah. Perawat integratif menjadi saksi dalam proses penyembuhan ini,
mendukung hasil pribadi secara utuh (yang terjadi dalam menanggapi maksud untuk menyembuhkan).
baik lokal maupun global, tergantung pada kondisi sistem (yaitu, kesiapan dan sensitivitas) pada saat intervensi (Bell & Koithan, 2006;. Koithan et al, 2012).
Oleh karena itu, perawat integratif yang terlibat dalam intervensi
mengharapkan bahwa penerima perawatan akan merespon unik dan
mungkin dengan cara tak terduga. Sebuah massage, sementara dimaksudkan meningkatkan kondisi fisik, mungkin juga melepaskan emosi terpendam. Membersihkan luka bukan hanya memfasilitasi penyembuhan kulit tetapi juga dapat berkomunikasi dengan rasa hormat, yang memberikan kontribusi pemahaman diri dan penerimaan tubuh berubah. Perawat integratif menjadi saksi dalam proses penyembuhan ini,
mendukung hasil pribadi secara utuh (yang terjadi dalam menanggapi maksud untuk menyembuhkan).
Peran perawat integratif adalah
memberikan dukungan yang lebih invasif/alami karena intervensi yang ada
didukung alam dan menggunakan kecerdasan alami dari sistem manusia-lingkungan. Intervensi
yang terstruktur untuk memulai perawatan yang relatif non-invasif, seperti
dengan efek samping paling sedikit atau potensi terbesar untuk mengubah tubuh
jiwa pikiran penerima perawatan.
6. Keperawatan
Integratif Fokus pada Kesehatan dan Kesejahteraan Para Caregivers dan Mereka Yang
Melayani
Quinn (1984) mengusulkan bahwa penggunaan
pengasuh mandiri adalah instrumen yang ampuh untuk penyembuhan. Namun, agar terlibat
dalam penyembuhan, pengasuh juga harus terlibat penuh dalam perjalanannya. Oleh
karena itu, keperawatan integratif mengakui sifat kritis kesejahteraan tenaga
kerja dan kesehatannya. Kebutuhan mereka untuk dipelihara dan dirawat dengan
cara yang sama bahwa mereka peduli untuk pasien. Untuk mendukung yang lain,
pengasuh juga harus didukung. Watson (1999; 2005) mencatat bahwa untuk terlibat
dalam perawatan-penyembuhan transpersonal, perawat harus sadar membangkitkan
kemanusiaan dan sifat suci kehidupan mereka sendiri. Selain budidaya
pengetahuan dan keterampilan, perawat harus terlibat dalam budidaya diri. Quinn
(2009) mengidentifikasi perawat sebagai lingkungan penyembuhan yang menumbuhkan
kepedulian dan penyembuhan terjadi. Perawat integratif perlu hadir untuk
kesejahteraan mereka sendiri, mempertimbangkan keterbatasan, dan mencari
kegiatan yang memberi makan semangat pikiran tubuh mereka sehingga mereka bisa.
Agustina Ari H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar