Kamis, 03 Agustus 2017

DAMPAK MANAJEMEN RISIKO BENCANA BANJIR TERHADAP KUALITAS HIDUP MASYARAKAT KOTA PURWODADI-GROBOGAN, JAWA TENGAH



DAMPAK  MANAJEMEN RISIKO BENCANA BANJIR TERHADAP KUALITAS HIDUP MASYARAKAT KOTA PURWODADI-GROBOGAN, JAWA TENGAH

Agustina Ari Handayani1

1)Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES AN NUR, Purwodadi-Grobogan

Email:moleculargustin@yahoo.com


ABSTRAK
Pendahuluan- Kota Purwodadi sering mengalami bencana banjir yang berulang. Wilayahnya berada di dekat aliran sungai pegunungan Kendeng Utara. Kondisi ini masih disertai dengan elevasi tanah yang rendah serta alih fungsi lahan hutan. Manajemen risiko bencana banjir perlu lebih dipahami untuk meningkatkan kualitas hidup.
Tujuan-Menganalisis dampak manajemen bencana banjir terhadap kualitas hidup masyarakat kota Purwodadi-Grobogan, Jawa Tengah.
Metode Penelitian-Penelitian menggunakan pendekatan retrospektif dengan desain case- control. Penentuan besar sampel menggunakan program PSR  didapatkan 46 responden dengan ketentuan (α:0.05, Power: 0.95, Proporsi kelompok kontrol yang terpajan:36%, OR: 14), teknik simple random sampling. Kriteria Inklusi: tinggal di wilayah kota Purwodadi minimal 8 tahun, pernah mengikuti sosialisasi bencana banjir, pernah terlibat dalam kepengurusan warga. Kriteria Eksklusi: anggota BPBD. Instrumen penelitian berupa: 18 item (≥ mean: baik, < mean: buruk) kuesioner manajemen risiko bencana banjir dengan indikator: mitigasi, kesiapsiagaan, pra bencana). Uji validitas (terendah 0.32 ) dan reliabilitas (Alpha Cronbach 0.75). Semua item layak dipergunakan. Variabel kualitas hidup terdiri dari 26  item (≥ mean: positif, < mean: negatif) Indonesian WHO-QOL (Quality of Life) dengan indikator: kesehatan fisik, psikologis, relasi sosial, lingkungan. Hubungan variabel dampak bencana banjir dan kualitas hidup masyarakat dianalisa dengan Chi Square (CI 95%). Probabilitas dampak bencana banjir terhadap kualitas hidup masyarakat dianalisa dengan nilai Odds Ratio (CI 95%).
Hasil-Indikator kesiapsiagaan dan prabencana pada variabel risiko manajemen bencana jarang dipersiapkan. Indikator lingkungan memberi nilai negatif kualitas hidup terkait dengan kondisi tempat tinggal, kemudahan transportasi. Berdasarkan uji chi square terdapat hubungan antara variabel manajemen risiko bencana banjir dan kualitas hidup (p value 0.01< 0.05). Nilai OR 8.2 artinya manajemen risiko bencana yang baik mampu meningkatkan kualitas hidup positif masyarakat sebanyak 8.2 kali dengan probabilitas 89.1% (Lower: 1.2, Upper: 156.6, CI 95%).
Simpulan & Saran-Manajemen  risiko bencana yang baik memberikan dampak yang positif terhadap kualitas hidup masyarakat. Sosialisasi bencana perlu ditingkatkan karena masih terdapat warga yang memiliki manajemen risiko bencana banjir buruk. Hal ini bisa menimbulkan ancaman besar jika bencana banjir tiba

11th International Seminar on Disaster, The School of Nursing, Faculty Medicine, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta and Kobe University Graduate School of Scieneces, Kobe, Japan.

REFLEKSI KATARSIS TERHADAP MASYARAKAT PURWODADI-GROBOGAN PASCA BENCANA BANJIR



REFLEKSI KATARSIS TERHADAP  MASYARAKAT PURWODADI-GROBOGAN PASCA BENCANA BANJIR

Agustina Ari Handayani


1)Praktisi, Akademisi Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES AN NUR, Purwodadi-Grobogan

Email:moleculargustin@yahoo.com

ABSTRAK
Latar Belakang-Bencana banjir di Purwodadi merupakan salah satu peristiwa yang berdampak pada kualitas hidup individu. Kejadian ini dapat dilihat sebagai ancaman bagi kesejahteraan individu secara holistik bahkan masih memunculkan permasalahan manajemen  pasca bencana yang tidak berkesinambungan. Hal ini terkait dengan beban pasca bencana yang masih tertinggal. Pelepasan beban atau katarsis dilakukan dengan teknik meditasi. Proses refleksi katarsis diperlukan untuk mendorong pola pikir masyarakat sehingga mempunyai perencanaan yang lebih baik dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya.
Tujuan-Menganalisa dampak latihan meditasi terhadap kualitas hidup masyarakat dan mengekplorasi refleksi katarsis pasca bencana banjir.
Metode-Penelitian ini menggunakan desain mixed method. Tahap pertama dilakukan secara kuantitatif dengan pretest-postest design. Tahap kedua dilakukan secara kualitatif dengan pendekatan etnografi. Sampel purposive sebanyak 16 responden, didapatkan dari hasil penelitian sebelumnya. Kriteria Inklusi: tinggal di wilayah kota Purwodadi minimal 8 tahun, pernah mengikuti sosialisasi bencana banjir, pernah terlibat dalam kepengurusan warga, pengetahuan tentang manajemen bencana kurang dan kualitas hidup tidak baik. Kriteria Eksklusi: anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Proses katarsis pada responden dilakukan dengan latihan meditasi sebanyak 4 kali selama 1 bulan dan Focus Group Discussion. Analisa data kuantitatif pre-post design dengan uji Wilcoxon (CI 95%) untuk kualitas hidup (WHO-QOL) dan kualitatif dengan metode Miles dkk (2014).
Hasil-Berdasarkan uji Wilcoxon, pre-post perlakuan meditasi terhadap kualitas hidup nilai p value 0,002 < 0,05 (mean 0,81 ± SD 0,4), artinya terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah perlakuan. Terjadi peningkatan kualitas hidup setelah dilakukan terapi meditasi MBSR. Temuan berdasarkan analisa kualitatif terdapat 6 tema, yaitu ketersediaan perumahan, keterjangkauan perumahan, keterlibatan dalam kegiatan kemasyarakatan, pemulihan lingkungan, pekerjaan, program dan kebijakan pemerintah.
Simpulan dan Saran-Perlakuan meditasi merupakan bentuk pelepasan beban yang dapat meningkatkan pola pikir anggota masyarakat sehingga kualitas hidupnya meningkat. Hasil temuan pada fokus grup diskusi merupakan penguatan dan refleksi katarsis tentang manajemen pasca bencana banjir. Masyarakat menemukan cara-cara menarik, bermanfaat dan memuaskan dalam proses katarsis pasca bencana.

Kata Kunci: katarsis, masyarakat, pasca banjir


3rd Adult Nursing Practice Using Evidence Care: Holistic Nursing in Emergency and Disaster: Issue and Future, 2015
ISBN: 978-602-727-950-6
Seminar Ilmiah Nasional Keperawatan-Universitas Diponegoro